HUTANKU
Dahulu, hutanku lebat
Mata air di dalamnya tak pernah mengesat
Pepohonannya rindang berdaun lebat
Udaranya sejuk dan lingkungannya mengikat
Sumber daya alam yang tidak sulit didapat
Semua makhluk akrab bersahabat
Kini, hutan telah terbabat
Oleh mereka yang namanya konglomerat
Sumber daya alam habis disikat
Hasilnya dimanfaatkan untuk maksiat
Akibat kurangnya pengawasan aparat
Masyarakat menjadi seenaknya berbuat
Pembabatan hutan semakin meningkat
Panasnya mentari sungguh menyengat
Pertanda Tuhan menurunkan laknat
Alam ini enggan bersahabat
Krisis melanda seluruh umat
Ulah manusia yang moralnya bejat
Kiranya ini menjadi nasihat
Kepada sekalian para sahabat
Kalau tak ingin mendapat laknat
Pelihara lingkungan secara ketat
Agar alam kembali bersahabat
Semoga Tuhan menurunkan rahmat
GUNUNG YANG TELAH LAMA GERSANG
Aku dulu dilahirkan dalam alam yang permai
Dibuai dalam lingkungan alam yang indah
Yang selalu mengingatkan aku pada belaian pertiwi
Selalu bersenandung rindu dalam dekapan alam
Semua kini telah dalam pandangan
Entah kemana dan menjadi apa alam yang kukenang dulu
Bagai ditelan dalam rakusnya manusia jahanam
Yang tiada belas kasihan dalam hidupnya
Selalu terasa pedih di hati ini
Tersayat sembilu dalam jiwa-jiwa yang kerdil
Terluka dan terobek sampai ke dalan sanubari
Tiada berbekas akan sakitnya hati
Ke mana 'kan ku cari lagi
Indahnya alam yang telah melahirkanku
Ke mana aku mengadu untuk kembalinya alam permaiku
Semua telah gersang tanpa kendali dan manusia tinggal menuai bencana
Kutunggu manusia-manusia baru untuk berkarya
Tiada akal yang bisa menggapai
Entah kapan akan kembali
Gunung dan lembah yang kembali bersemi
Sumber: http://www.anneahira.com/puisi-alam-dan-lingkungan.htm
0 komentar:
Posting Komentar