BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Lingkungan hidup,
sering disebut sebagai
lingkungan, adalah istilah yang dapat mencakup
segala
makhluk hidup dan tak hidup di
alam yang ada di
Bumi atau bagian dari
Bumi, yang berfungsi secara alami tanpa campur tangan manusia yang berlebihan.
Dalam lingkungan hidup terdapat ekosistem, yaitu tatanan unsur lingkungan hidup
yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk
keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup.
Merujuk pada definisi di atas, maka lingkungan
hidup Indonesia tidak lain merupakan Wawasan Nusantara, yang menempati posisi
silang antara dua benua dan dua samudera dengan
iklim
tropis dan
cuaca
serta
musim yang
memberikan kondisi alamiah dan kedudukan dengan peranan strategis yang tinggi
nilainya, tempat bangsa
Indonesia menyelenggarakan kehidupan bernegara dalam segala
aspeknya.
B. Rumusan Masalah
Ø Bagaimana
keadaan lingkungan hidup di Indonesia ?
Ø Bagaimana
tatanan keadaaan di Indonesia ?
Ø Bagaimana
tatanan antar wilayah di Indonesia ?
Ø Apa
saja biota yang terdapat di Indonesia ?
Ø Apa
saja suku-suku yang terdapat di Indonesia ?
C. Tujuan
· Menambah
pengetahuan mengenai keadaaan lingkungan hidup di Indonesia
· Mengetahui
dan memahami tatanan keadaan di Indonesia
· Mengetahui
dan memahami tatanan antar wilayah di Indonesia
· Menambah
wawasan mengenai biota di Indonesia dan suku-suku yang terdapat di Indonesia
BAB
II
PEMBAHASAN
LINGKUNGAN
HIDUP DI INDONESIA
Indonesia terletak di antara batas paling barat
BT
sampai batas paling timur
BT
sepanjang 5.500 km, Indonesia terletak di daerah tropika yang terdiri atas
kepulauan sebanyak 17.580 pulau dengan lima pulau besar (Kalimantan, Sumatera,
Papua, Sulawesi, dan Jawa) serta 30 gugusan pulau-pulau kecil. Dari keseluruhan
itu baru 44
yang mempunyai nama dan baru 7% yang
berpenghuni. Jadi menurut perkiraan masih ada lebih dari 16 ribu pulau-pulau
kecil yang tidak atau belum berpenghuni.
1. Tatanan Keadaan di Indonesia
a. Suhu, kelembapan dan angin
Suhu maksimal umumnya
terletak pada
dengan suhu minimal
. Kelembapan udara umumnya tinggi antara
80% bahkan ada kalanya sampai 100% di malam hari menurun sampai 55% sampai
tengah hari dan mulai naik sampai 80% pada sore hari. Angin umumnya lemah 2-3
m/detik di laut dan 1 m/detik di daratan, terkadang timbul angin badai yang
disebabkan karena terkumpulnya awan cumulonimbus atau awan badai (thunderstorn)
b. Hujan, banjir dan badai
Curah hujan merupakan
ciri iklim tropika Indonesia yang menimbulkan musim kering dan musim kemarau
yang mengakibatkan kekeringan pada bulan kering dan kebanjiran pada curah hujan
bulanan yang tinggi. Pada musim hujan sering kali terjadi konduktivitas
atmosfer yang mengakibatkan timbulnya tingkat keraunik yang tinggi. Tingkat
kraunik yang disebut iso keraunik level adalah jumlah badai yang terjadi dalam
setahun.
Statistik
Geografi dan iklim DKI Jakarta
Uraian
|
2011
|
Satuan
|
Luas
|
662,33
|
|
Pulau
|
110
|
|
Kecepatan
angin
|
5,2
|
m/se
|
kelembapan
|
74,3
|
%
|
Suhu
udara rata-rata
|
27,3-29,2
|
|
Hari
hujan
|
153
|
hari
|
Sumber
: Jakarta dalam Angka 2012
Keadaan kota Jakarta
secara umum panas dengan suhu udara rata-rata di sepanjang tahun 2011 berkisar
antara 27,3 – 29,2
. Temperatur rata-rata terendah terjadi
pada bulan Januari sedangkan tertinggi terjadi pada bulan Oktober. Sementara
kelembaban udara rata-rata antara 68-79%. Curah hujan tertinggi terjadi pada
bulan Februari sebesar 230,7
dan hari hujan tertinggi yaitu selama 25 hari
terjadi pada bulan Januari.
c. Longsoran
Longsoran terjadi
karena ada bagian tanah yang lembek atau karena ada tumpukan sesuatu yang
melebihi daya dukung ruang di mana tumpukan itu berada. Dari gabungan curah
hujan, angin, dan penataan ruang yang melampaui daya dukung dan daya tampung
terdapat wilayah longsoran yang hampir mirip atau searah. Semua pulau di
Indonesia merupakan wilayah rawan longsor seperti Jawa/Bali, Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.
d. Gempa bumi
Gempa bumi berlangsung
di wilayah sepanjang batas lempeng kerak bumi, lempengan kerak bumi sendiri
sebenarnya bergerak perlahan tetapi pasti di atas magma bumi. Indonesia
terletak pada pertemuan dari tiga lempeng kerak bumi yaitu Lempeng Samudra
India-Australia, Lempeng Pasifik dan Lempeng Sunda kelanjutan Lempeng Benua
Eurasia. Sebagian besar wilayah Indonesia berada pada pertemuan ketiga lempeng
tersebut dan karenanya termasuk daerah rawan gempa.
e. Gunung api
Indonesia merupakan
kepulauan yang menonjol dalam sejarah letusan api. Direktorat Vulkanologi telah
menyusun daftar gunung api di Indonesia, 78 diantaranya tergolong Tipe A yang
mulai aktif sejak tahun 1600 dan dianggap sebagai gunung yang api yang mungkin
meletus di waktu yang akan datang. Gunung api itu dan wilayah sekitarnya
dinyatakan sebagai daerah terlarang yakni daerah yang sangat besar resikonya untuk
memperoleh bencana dari awan dan abu yang terbakar, aliran lahar panas dan
batuan yang disemburkan dari letusan.
2.
Tatanan
antar wilayah
Sebagai Negara dikawasan tropika,
Indonesia disebut sebagai Negara maritim, karena luas wilayahnya yang 7.400.000 km2 terdiri atas 75%
atau 5.500.000 km2 lautan dan hanya 25% atau 1.900.000 km2 daratan.
Dan masih berserakan sebagai 17.508 pulau-pulau besar dan kecil.
Hubungan antar wilayah di
Indonesia yang terbentang luas itu terlaksana :
·
Melalui
hubungan darat yang terbatas dan yang kurang penataannya;
·
Melalui
hubungan laut anta rpulau yang belum berkembang menurut potensi, baik untuk
angkutan barang maupun manusia;
·
Melalui
udara yang baru terjangkau oleh sebagian kecil masyarakat, dan dilayani oleh
berbagai maskapai penerbangan yang kurang terkoordinasi dengan makin banyaknya
maskapai pelayanan udara;
·
Dengan
makin dirasakannya keperluan komunikasi antar masyarakat yang bertebaran
diberbagai pulau, dilayani melalui sarana komunikasi dengan telpon, surat
menyurat, pengiriman barang, serta hubungan terbatas melalui internet, email,
telpon, dsb;
·
Peranan
media massa, baik yang tercetak maupun elektronik masih belum secara optimal
menjangkau kebutuhan hubungan antarwilayah.
1. Penyebaran Materi Di Indonesia
Penyebaran materi di Indonesia
terlihat dengan banyaknya sumber dan lokasi pertambangan di Indonesia yang
hampir menyebar dari ujung barat hingga ujung timur Indonesia. Berikut beberapa
daerah penyebaran pertambangan mineral yang ada di Indonesia (Anon 1990)
a. Timah, suatu produk penting yang
dihasilkan Pulau Bangka yang terletak antara Pulau Sumatera dan Pulau
Kalimantan. Pulau Bangka yang juga disebut Pulau Timah diketahui sebagai
penghasil utama Timah Indonesia disamping Kalimantan dan Papua. Pusat
pengolahan timah berada Pulau Bangka. Kebutuhan domestic akan timah
sekitar 1.000 ton, selebihnya di ekspor
dan ini yang membuat Indonesia menempati Negara ke-tiga pengahasil timah
terbesar di dunia.
b. Nikel, adanya sumber nikel di Sulawesi
Selatan bermula dari hasil survey tim yang dipimpin seorang ahli geologi
Belanda pada tahun 1909-1910. Mereka melaporkan hasil temuannya tersebut kepada
Pemerintah Belanda, yang kemudian membentuk perusahaan tambang guna
mengusahakannya dalam skala kecil pada tahun 1937. Tambang ini diambil alih
oleh Jepang pada waktu Perang Pasifik. Saat ini secara garis besar penyebaran
nikel di Indonesia ditemukan di Sulawesi (Soroako dan Pomalaa), Maluku (Tj.
Buli, Gebe dan Obi), Papua (Waeigo, Cyclops, Montani dan Gag) serta Kalimantan
(Kukusan, S. Duwa dan Sebuku). Industry penting Nikel yang berada di soroako
dikelola PT Inco dengan produksi 28.000 ton (1988), sedankan yang berada di
Pomalaa dikelola PT Aneka Tambang dengan nikel di Gebe ( Maluku Utara) dan
Pulau Gag (Papua)
c. Bauksit, pertama kali ditemukan di
bintan, salah satu pulau kepualauan riau pada tahun 1925. Selain itu bauksit
juga ditemukam di jawa tengah (gunung sewu), pulau sumba, pulau muna, kalsel,
kalbar (tayan). Bauksit merupakan bahan baku pembuatan aluminium.
d. Tembaga, timah dan seng merupakan satu
kelompok tambang. Pada masa pemerintahan
belanda tembaga ditemukan di sumatera, jawa, Sulawesi dan timor. Namun
kesemuaanya tidak bernilai ekonomi untuk diusakan. Kemudian ditemukan Ertsberg
(Gunung Bijih) di Papua.
e. Khrom, merupakan mineral yang di
temukan pada bantuan dasar khromit. Ladang khrom yang bernilai ekonomi di
temukan di daerah Sulawesi Tenggara
f. Bijih Besi, besi berasal dari batuan
vulkanik pada pasir hitam yang banyak terdapat di pantai Indonesia.
g. Emas dan Perak,merupakan
dua unsur yang tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya. Menurut catatan
produksi primer terlihat pada 20 kawasan produksi sebelum tahun 1940 dengan
produksi tidak lebih dari 130 ton pada tahun 1986. Terdapat tiga tempat di
Indonesia yang kaya akan kandungan emas dan perak, yakni Grasberg di Ersrberg
Papuan, Tombulilate di Sulawesi Utara, dan Batu Hijau di Pulau Sumbawa.
h. Intan, banyak ditemukan di
Kalimantan dan lokasi lain, namun jumlahnya sangat sedikit.
i.
Batu
Bara, industri pertambangan batu bara sudah sejak zaman pemerintahan
Belanda, seperti Ombilin pada tahun 1892 dan Bukit Asam tahun 1919. Saat ini
75% batu bara digunakan untuk pembangkit listrik, sedangkan sisanya untuk
penggunaan lain.
j.
Marmer
dan granit, di Indonesia di hasilkan di pulau Karimun dan
di daerah Tulungagung.
3.
Biota
Indonesia
Indonesia
merupakan salah satu Negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi.
Meskipun hanya meliputi 1,3% luas daratan di muka bumi ini namun Indonesia
memiliki lebih dari 30.000 jenis tumbuhan bunga (13,6% tumbuhan berbunga yang
ada di dunia), (19,2% jenis mamalia dunia), (31,7% reptile dan ampibi dunia),
(17,4% jenis burung dunia) dan (44,7% jenis ikan dunia). Oleh karena itu
Indonesia di juluki Negara Mega
biodiversity.
Ekosistem adalah sistem alam yang terdiri dari
komponen-komponen pangada insani (biota) serta pangada ragawi (abiota) dengan
tatanan lingkungan di mana antara sesamanya berlangsung pertukaran zat dan
energi yang di perlukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup. Ekosistem
menurut habitatnya dibagi dalam ekosistem darat, ekosistem perairan tawar,
ekosistem estauria, serta ekosistem kelautan/bahari.
a.
Keanekaragaman ekosistem darat di Indonesia. Indonesia terdiri atas 17.508
pulau besar dan kecil yang terbentuk melalui proses yang beranekaragaman dengan
sejarah geologi yang berbeda, yang mengakibatkan ekosistem yang terbentuk juga
beranekaragaman.
b.
Keanekaragaman ekositem air tawar di Indonesia,ekosistem air tawar terbagi
dalam ekosistem danau, sungai dan rawa.
c.
Keanekaragaman ekosistem estuaria di Indonesia, Estuaria merupakan daerah
pantai yang berhubungan langsung dengan laut terbuka. Daerah ini meliputi muara
sungai, rawa pasang surut yang berair payuh, serta hutan bakau.
1) Muara Sungai,merupaka kawasan pasang-surut
yang umumnya sebagian atau setengahnya berupa daratan, namun masih tetap
mempunyai hubungan dengan laut terbuka. Kawasan muara di Indonesia antara lain
wilayah pesisir Sumatera, Kalimantan, Jawa dan papua.
2) Hutan Bakau, hutan bakau hanya terdapat di
daerah tropika dan sebagian di daerah subtropika. Kawasan hutan bakau di
Indonesia terutama terdapat di Sumatera, Kalimantan, dan papua.
d.
Keanekaragaman ekosistem laut di Indonesia, ekositem laut terbagi menjadi
ekosistem litoral, neritic, upwelling, plagik dan terumbu karang.
1)
Daerah
Litoral, merupakan garis sepanjang pantai yang terpegaruh adanya pasang-naik
dan pasang-surut yang ditandai banyaknya produsen primer, baik yang melayang
maupun yang berakar (Padang Lamun dan Padang Rumput Laut).
2)
Daerah
Neritik, merupakan suatu kawasan laut antara daerah litoral dan upwelling
yang masih mendapatkan sinar matahari. Ditandai dengan produsen primer plankton
dengan konsumen pertama sebagai pendukung populasi ikan, yang memperoleh
makanannya dengan cara menyaring.
3)
Daerah
upwelling, merupakan suatu kawasan laut antara daerah
neritic dan daerah plagik. Produsen primer didominasi oleh koloni-koloni
fitoplankton, sedang konsumen adalah ikan yang cara mendapatkan nutrisinya
dengan menyaring berbagai jenis fitoplankton.
4)
Daerah
plagik, merupakan lautan terbuak setelah daerah upwelling. Produsen primer
sangat sedikit jumlahnya, sehingga rantai makanan yang penting terletak pada
beberapa karnivor kecil untuk mendukung rantai makanan bagi tingkat biota
berikutnya.
5)
Terumbu
Karang, merupakan gabungan antara suatu alga dengan polip coral yang tidak
bergerak tetapi mempunyai bulu cambuk.ekosistem terumbu karang merupakan
ekosistem laut yang paling produktif dan paling tinggi keanekaragaman hayati
sehingga dapat dikatakan”hutan tropikanya kawasan laut”.ekosistem berbagai
organisme merupakan anggota keutuhan system tertentu yang masing-masing
mempunyai batasan yang pasti yang disebut jenis.
a. Biogeografi
Biogeografi
mempelajari penyebaran organisme dalam ruang dan waktu, serta faktor yang
mempengaruhi, membatasi, atau menentukan pola penyebaran jenis. Pendekatan
biogeografi dapat dilakukan dengan memahami persebaran habitat dan organisme
untuk mendeteksi pola utama asosiasi antara takson dan kelompok takson dengan
lokasi geografik tertentu. Indonesia dibagi menjadi dua rumpun Australia dengan
zona Wallacea.
b. Fitogeografi Indonesia
Indonesia
termasuk ke dalam kawasan fitogeografi Malesia.
Batas-batas fitogeografi tersebut terbentuk karena proses geologi utama yang
mempengaruhi biogeografi di kawasan Malesa adalah peristiwa terbagi-baginya
benua selatan Gondwana sekitar 140 juta tahun lalu yang bergerak kearah benua
utara Laurensia yang kemudian mengakibatkan terbentuknya paparan sunda dan
paparan sahul sekitar lima juta tahun. Garis Wallance memisahkan Paparan Sundan
dan Paparan Sahul sepanjang selat Makassar dan selat Lombok yang menandai
sangat bermakna pertemuan antara flora dan fauna Laurasia dan Gondwana.
Struktur
vegetasi tumbuhan dimulai dari lumut, tumbuhan bawah, perdu, pohon yang sedang
sampai pohon yang tinggi menjadikan kekayaan flora yang besar di Malesia
umumnya dan Indonesia khususnya, karena dalam luasan yang kecil saja bisa
tumbuh sebagai struktur vegetasi yang beranekaragam.
c.
Zoogeografi
Indonesia
Di
dunia, geografi hewan yang menggambarkan persebaran hewan menunjukkan adanya
pola persebaran yang membentuk enam kawasan utama diantaranya adalah kawasan
Oriental dan kawasan Australia. Kawasan tersebut dibatasi oleh beberapa faktor,
diantaranya adalah samudera yang luas dan iklim. Kawasan Oriental dan kawasan Australia
berdampingan, tetapi batas fisik antara keduanya lebih menonjol ditunjukkan
oleh iklim daripada oleh profil Bumi. Walaupun demikian, profil Bumi ini
mempengaruhi terbentuknya subkawasan-subkawasan yang cukup menarik.
Indonesia
Bagian Barat termasuk kedalam kawasan Oriental. Fauna di kawasan ini telah
berkembang selama ratusan juta tahun sehinnga fauna Indonesia Bagian Barat juga
merupakan sekelompok fauna yang berkembang dan perkembangan ini sampai sekarang
masih tetap berlangsung. Indonseia Bagian Timur mendapat pengaruh dari kawasan
Australia yang sangat berbeda susunannya dengan fauna di kawasan yang
berdampingan. Di sini terlihat bahwa fauna Indonesia tersusun dari dua sumber
yang berbeda.
d.
Strategi
Hidup
Pertumbuhan
ini didukung oleh proses metabolisme dan dalam interaksi dengan faktor
lingkungan, baik yang menimbulkan manfaat maupun hambatan. Variasi dari proses,
kecepatan dan pola pertumbuhan individu terjadi karena proses interaksi yang
kuat dengan lingkungan (suhu, kelembapan, makanan dan sebagainya), serta dengan
makhluk hidup lain (mikroba, jamur atau parasite) serta habitat tempat tumbuh
atau tinggalnya. Manusia juga mengalami pertumbuhan dan manusia juga menghadapi
faktor biotik maupun abiotic. Manfaat maupun kerugian yang timbul sangat bergantung
pasti dan tidak pastinya suatu keadaan. Keadaan makin tidak pasti resiko
manfaat maupun kerugian menjadi semakin besar. Misalnya yang dihadapi oleh bayi
dalam kandungan dan anak-anak sangat tinggi, jauh melampaui besarnya resiko
yang di hadapi orang dewasa.
·
Startegi Hidup “r”
Strategi hidup “r” yaitu
strategi hidup yang didorong oleh kecepatan tumbuh “r”, dan tidak mempedulikan
batasan daya dukung lingkungan. Karena itu pertumbuhan populasinya akan
melampaui batasan daya dukung, sehingga mungkin mengalami katastropi, yakni
kematian karena kelaparan, sakit, dll. Dalam fase berikutnya daya dukung pun
akan mengalami penurunan menjadi lebih rendah, karena menurunnya kualitas
berbagai komponen lingkungan. Jenis-jenis seperti mikroba, jamur juga memiliki
strategi “r”.
·
Strategi Hidup “K”
Dalam pertumbuhan populasinya
beberapa jenis makhluk hidup di batasi oleh daya dukung sehingga akan menurun
kecepatan pertumbuhannya apabila populasinya mendekati atau sampai pada titik
infeksi, di mana mulai ada resistensi atau ketahanan lingkungan yang merupakan
hambatan pertumbuhan sebelum mendekati batas daya dukung. Makhluk hidup seperti
ini disebut berstrategi “K” yakni berkembang di bawah pengaruh ketahanan
lingkungan. Pada dasarnya manusia mempunyai strategi “K” namun karena
kekeliruan, keserakahan dan sikap hidup yang kurang arif dalam mengelola sumber
daya, sering kali populasi manusia berkembang melampaui daya dukung lingkungan
sehingga memiliki strategi hidup “r”. Strategi hidup “K” dan “r” adalah
strategi yang bersifat ekstrem, dalam kenyataan banyak jenis biota yang
strategi hidupnya berada diantara kedua ekstrem itu.
·
Kelangsungan Hidup
Kelangsungan hidup digambarkan sebagai suatu
potensi dari populasi untuk terus bertahan hidup berdasarkan moralitas individu
jenis itu dari awal masa hidup sampai akhir masa hidupnya. Kelangsungan hidup
akan sangat terkait dengan strategi suatu jenis dalam ketergantungan maupun
persaingan dengan jenis lain di habitatnya serta untuk mempertahankan suatu
tingkat kerapatan populasi tertentu. Seperi yang diterangkan diatas, seleksi
jenis dalam ekologi dikenal dengan seleksi “r” dan seleksi “K”. organisme dalam
kelangsungan hidupnya mempunyai tingkat moralitas yang tinggi pada usia muda
dan menurun pada usia dewasa dan tua (tipe c) disebabkan organisme tersebut
mengikuti seleksi “r”. sedangkan tipe a dan b adalah individu yang memiliki
seleksi “K”.
4.
Manusia Indonesia
1. Suku
– suku Bangsa Indonesia
Manusia
tertua yang sudah ada kira – kira sejuta tahun yang lalu juga terdapat di
indonesia, yakni Pithecantropus erectus yang ditemukan di lembah Bengawan Solo,
kemudian di desa Ngandong ditemukan pula homo soloensis, dan kemudian di desa
wajak (tenggara tulunganggung) ditemukan homo wajakensis. Fosil homo wajakensis
menunjukkan banyak persamaan dengan fosil – fosil dari nenek moyang pendudukan
australia, yang ditemukan di talgai, queensland, australia timur dan di keylor
sebelah barat laut melbourne, australia selatan (koentjaraningrat 1993). Nenek
moyang manusia wajak menyebar ke arah timur dan barat. Penyebaran ke arah timur
terjadi sebelum zaman es ke tempat berakhir dan sebelum permukaan air laut naik
penyebaran ke arah timur meliputi papua, pulau kai, seram, sulawesi dan
melanesia. Adanya alat – alat batu serta gambar – gambar di dinding, dan goa –
goa prehistori menunjukkan bukti penyebaran manusia ini. Dari kesemua
peninggalan – peninggala tersebut diperoleh petunjuk adanya ciri – ciri ras
australia – melanosoid. Penyebaran manusia australia – melanosoid ke barat
berasal dari jawa, melalui sumatera.
Ciri
mongoloid pada pendudukan indonesia berasal dari jepang yang disebarkan melalui
kepulauan riukyu, taiwan, philipina, sangir, dan masuk ke sulawesi. Pengaruh
budaya lain yang masuk ke nusantara adalah austronesia. Budaya ini menyebar
bersamaan dengan alat – alat bercorak kapal persegi yang sebelumnya didahului
oleh persebaran bercorak kapak. Kemudian masuk kebudayaan tanam padi yang sudah
dikenal dengan penduduk jawa, sebelum kebudayaan hindu datang ke indonesia.
Gelombang kebudayaan berikutnya adalah gelombang kebudayaan perunggu, baru
kemudian gelombang pengaruh agama, berturut – turut kebudayaan Hindu islam, dan
Eropa.
Indonesia
setiap pulau berkembang sendiri – sendiri, baik budaya, bahasa, dan cara
hidupnya. Indonesia memiliki sekitar 300 kelompok etnik dengan bahasa dua kali
lipat dari jumlah kelompok. Namun demikian ada bahasa nasional yang
dipergunakan sebagai bahasa pergaulan adalah bahasa indonesia. Oleh karena
bahasa indonesia disebut juga Lingua Eropa.
Tabel
suku – suku yang ada di Indonesia
Suku
|
Bagian
Suku
|
Lokasi
|
Melanesia
Polinesia
Proto-Austronesia
Mikronesia
|
Aceh
Batak
Minangkabau
Sunda
Jawa
Madura
Bali
Sasak
Timor
Dayak
Minahasa
Bugis
Makasar
Ambon
Papua
-
|
Utara
sumatera
Sumatera
timur laut
Sumatera
barat
Jawa
barat
Jawa
tengah- jawa timur
Madura
Bali
Lombok
Timor
Kalimantan
Sulawesi
utara
Sulawesi
selatan
Sulawesi
selatan
Maluku
Papua
Kep.
Indonesia timur
|
2. Etnografi beberapa suku bangsa indonesia
1.
penduduk kepulauan sebelah barat sumatera
Disebelah
barat sumatera ada suatu deret kelompok kepulauan, yakni simalur, banyak, nias,
batu, mentawai, dan enggano. Penduduk dari pulau nias yang merupakan pulau
terbesar dari seluruh deretan pulau, belum pernah terpengaruh baik oleh
kebudayaan hindu maupun islam. Masyarakat nias berlandaskan pada satu
kebudayaan megalitik, yang dibawa dari benua asia pada zaman perunggu. Orang
nias sudah sejak lama berhubungan dengan orang – orang atau bangsa lain seperti
: aceh, cina, melayu, dan bugis. Mereka ini datang kesana untuk berdagang,
namun orang nias tidak terpengaruh oelh agama islam, agama yang mempengaruhi
orang nias adalah agama kristen protestan yang masuk disana sejak 1865. Orang
nias secara lahir mempunyai warna kulit kuning dari kebanyakaan orang indonesia
yang bahasa penduduknya termasuk dalam rumpun bahasa melayu – polinesia. Mata
pencaharian tambahan orang nias adalah berburu, menangkap ikan disungai,
berternak, dan pertukangan. Pengendalian sosial masyarakat Nias adalah hukum
adat yang berasal dari raja teteholi. Hukum adat masih terus berlaku sampai
sekarang dengan penyempurnaan disamping
hukum nasional dari Negara RI.
2.
Masyarakat Terasing suku anak dalam di Talang Buluh
Masyarakat
ini hidupnya masih sangat sederhana, mereka terpencar – pencar dalam kelompok
kecil yang cara hidup dan tempat tinggalnya tidak pernah menetap. Masyarakat
terasing suku anak dalam memiliki bentuk badan kuat dan kekar. Mata pencaharian
masyarakat adalah perladangan berpindah untuk berladang mereka setiap kali
harus membuka tanah dengan menebang atau membakar hutan, mengerjakan beberapa
waktu dan setelah menghasilkan. Tanaman yang biasa ditanam di ladang adalah
singkong, jagung, tebu, pisang, bahkan pula ada tanaman karet. Mata
pencahariannya adalah berburu hewan, hewan buruan mereka adalah rusa, kijang,
pelanduk, buaya. Selain berburu pekerjaan sambilan membuat kerajinan tangan
untuk keperluan rumah tangga. Masyarakat ini beragama islam namun masih juga
yang beranggapan mengenai dunia gaib yang berasal dari kepercayaan asli dengan
mengadakan upacara. Upacara yang dilakukan hanya upacara kematian, dan
pengobatan orang sakit yang dipimpin oleh seorang dukun. Bahasa suku ini
beragam terkadang menggunakan bahasa asli sebagai bahasa keseharian.
3.
Masyarakat Punian Kelana di Kecamatan Malinau, Bulungan
Suku
punan kelana memiliki kebiasaan berpindah – pindah, tidak mempunyai tempat
tinggal menetap, mereka terus berpindah – pindah di hutan – hutan lebat, tidur
di gua – gua dan berlindung di tempat – tempat sederhana. Pola permukiman
mereka terpencar – pencar dalam kelompok – kelompok kecil terdiri dari satu
atau dua keluarga inti, yang mempunyai hubungan darah atau perkawinan. Kelompok
ini merupakan unit tidak stabil, terus menerus mengalami perpecahan dan
penggabungan kelompok. Dalam pengembaraannya untuk kegiatan berburu dan
mengumpulkan hasil hutan biasanya keluarga unit tunggal.
Sistem
kepercayaan punan kelana adalah Animisme, sehingga mitos, dukun dan magis
merupakan gejala yang melekat pada serta mewarnai kehidupan mereka. Adanya
hantu merupakan penyebab musibah seperti apabila ada orang yang sakit maka
hantu adalah sebagai penyebabnya. Upacara kematian pada masyarakat punan kelana
dilakukan sederhana . mayat hanya ditutupi dengan daun – daun kemudian
ditinggalkan, disamping itu pula ada yang dikubur daam tanah kemudian kelompok
semua pindah ke pondok lain, dengan alasan karena takut hantu orang mati.
Sistem
sosial masyarakat punan kelana masih sederhana dan tradisional, hal ini
terwujud antara lain pada sikap gotong royong, tanggung jawab, rasa
kesetiakawanan. Sepanjang hidup mereka hanya terpusatkan pada keluarga inti
mereka masing – masing.
4.
Masyarakat Suku Walsa
Masyarakat ini berada di permukiman daerah terpencil dan terisolir
yang masuk ke dalam wilayah administrasi desa Yuwainda, Pund, dan Banda di
kabupaten jayapura. Warga masyarakat terasing suku walsa mempunyai ciri fisik
hampir sama dengan suku – suku di papua umumnya yaitu berkulit hitam, berbadann
tegap besar, hidung besar dan berambut keriting. Beberapa di antaranya ada pula
yang berkulit agak putih dengan rambut agak kemerah – merahan.
Bahasa yang digunakan oleh masyarakat ini adalah bahasa walsa.
Dalam berkomunikasi dengan orang luar sukunya mereka sudah dapat menggunakan
bahsa indonesia, tetapi bila berkomunikasi dengan sesama sukunya mereka
menggunakan bahasa walsa. Masyarakat walsa sudah mengenal agama. Pada umumnya
mereka menganut agama katolik, sebagian kecil ada yang beragama kristen protestan. Mata pencaharian
masyarakat ini adalah berburu, meramu sagu, dan berkebun secara kecil –
kecilan. Ekonomi mereka masih berkisar pada ekonomi subsistem yang pada
dasarnya masih bersifat tradisional yaitu menghasilkan hanya untuk kebutuhan
konsumsi keluarga saja.
Sistem sosial masyarakat ini sudah terbentuk atas dasar keret –
keret, tiap keret dipimpin oleh seorang korano dan seorang wakil disebut jepel.
Seorang jepel dibantu oleh seorang wakil disebut Eslin. Tugas jepel dan Eslin
adalah menyelesaikan berbagai masalah yang berhubungan dengan adat seperti
urusan kematian, perkawinan, dan
penyelesaian tanah di antara keret.
5.
Kebudayaan Penduduk Pantai Utara Papua.
Kebudayaan masyarakat papua tidak merupakan suatu kesatuan, tetapi
menunjukkan keanekaragam yang amat besar. Dilihat dari segi bahasa maka hal itu
akan lebih menonjol lagi. Bahasa papua termasuk rumpun bahasa Melanesia,
disamping itu ada pula yang menggunakan bahasa – bahasa papua yang lain.
Mata pencaharian masyarakat ini pada umumnya meramu sagu. Kegiatan
mencari sagu bisanya dilakukan oelh kaum wanita, dan menurut perasaan orang
disana tidaklah layak kalau laki – laki ikut campur masalah sagu. Pekerjaan
laki – laki berburu, mencari hasil hutan dan sedikit berkebun.
Masyarakat pantai utara papua secara resmi beragama kristen, namun
tanggapan mengenai alam gaib dan dunia akhirat masih banyak berasal dari religi
mereka yang asli. Kehidupan beragama masyarakat tidak memerlukan upacara
keagamaan besar dan makan banyak baiaya serta tenaga. Upacara keagamaan secara
rutin dilakukan di gereja.
3. Penyebaran Penduduk Indonesia
Indonesia merupakan kepulauan di
wilayah tropika dengan luas 740 juta ha, terdiri atas wilayah laut seluas 550
juta ha ( 75%) dan 191 juta ha ( 25% ) berupa wilayah daratan, seluruhnya
terdiri atas 17.508 pulau ( lima pulau besar ) dan selebihnya pulau – pulau
kecil dan 30 gugusan pulau – pulau yang lebih kecil lagi. Dari seluruh pulau
itu baru 7.700 (44%) yang mempunyai nama, dan baru kurang lebih 6.000 pulau (
kurang lebih 34%) diantaranya yang berpendudukan. Seluruh penduduk indonesia
237,617 juta jiwa (tahun 2010) dengan penyebaran yang tidak merata. Pulau jawa
yang terpadat berpenduduk 136,598 juta jiwa, sedangkan pulau papua yang paling
jarang penduduknya hanya 6,164 juta jiwa (dilihat dari tabel) :
Pulau
|
Luas (
)
|
Jumlah
penduduk
(juta jiwa)
|
Maluku & Papua
|
494,956
|
6,164
|
Kalimantan
|
544,149
|
13,786
|
Sulawesi
|
188,52
|
17,369
|
Bali & Nusa Tenggara
|
73,070
|
13,073
|
Sumatera
|
480,789
|
50,627
|
Jawa
|
792,781
|
136,598
|
Total
|
2574,265
|
237,617
|
seperti
yang sudah disebutkan yang pulau jawa yang luasnya hanya 67% dihuni sebanyak
60,0% dari seluruh penduduk indonesia. Peyebaran penduduk yang tidak merata ini
perlu diupayakan pemerataan sesuai dengan daya dukung sumber daya alam yang ada
di setiap daerah.
Hasil olah cepat Sensus Penduduk
2010 yang diselenggarakan pada bulan Mei 2010 menunjukkan jumlah penduduk
Indonesia sebanyak 237.556.363 orang, yang terdiridari laki-laki sebanyak 119.507.580
orang dan perempuan sebanyak 118.048.783. Bila dibandingkan dengan hasil sensuspenduduk
2000, maka selama 10 tahun terakhir penduduk Indonesia bertambah sekitar 32,5
juta orang atau meningkat dengan tingkat (laju) pertumbuhan per tahun sebesar
1,49 persen. Bila dilihat pada tingkat provinsi, secara keseluruhan jumlah
penduduk meningkat dengan laju pertumbuhan bervariasi yang terendah 0,37 persen
untuk Provinsi Jawa Tengah dan tertinggi 5,45 persen untuk Provinsi Papua
Fenomena penyebaran penduduk tidak
merata masih menjadi ciri demografis Indonesia.
a.
Pulau Jawa yang luas geografisnya 7%
dihuni oleh 57% penduduk
b.
Pulau Sumatera yang luasnya 25%
dihuni oleh 21% penduduk
c.
Pulau Kalimantan yang luasnya 28%
hanya dihuni oleh 6% penduduk
d.
Pulau Sulawesi yang luasnya 10% dihuni
oleh 7% penduduk
e.
Pulau lainnya (Nusa Tenggara, Maluku
dan Papua) yang luasnya 30 persendihuni oleh 8 persen penduduk.
Distribusi
Persentase Luas Geografis dan Penduduk Indonesia
menurut Pulau Tahun
2010
Kepadatan penduduk Indonesia tahun
2010 adalah 124 jiwa per
. Angka tersebut menunjukkan bahwa
keadaannya dua kali lipat dibandingkan kepadatan tahun 1971, sekitar 40 tahun
yang lalu, dimana saat itu masih 62orang per
. Sejalan dengan penyebaran penduduknya,
wilayah paling padat penduduk adalah pulau Jawa (1.055 jiwa per
) dan provinsi paling padat adalah
DKI Jakarta dan Jawa Barat. Wilayah pulau terpadat kedua adalah Nusa Tenggara
(179 jiwa per
) dan provinsi paling padat adalah Bali.
Wilayah yang paling jarang penduduknya adalah Maluku dan Papua (12 jiwa per
)
Permodalan pembangunan di pulau jawa
perlu dihentikan atau dialihkan keluar jawa terutama di papua, maluku, dan
kalimantan. Daerah yang kaya akan bahan tambang secara optimal yang mungkin
perlu didahului dengan upaya di bidang pendidikan dan latihan keterampilan yang
sesuai. Misalnya tambang emas yang lebih baik ditingkatkan kemampuan dan
keterampilan teknik penduduk setempat setelah kontrak dengan perusahaan asing.
Bagi kebutuhan dasar pokok diperlukan penyediaan bahan makanan secukupnya agar
pembangunan pertanian diluar jawa tidak/kurang mendapat prioritas pengembangan
fasilitas, peralatan, perairan dan peluang.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Indonesia
terletak di antara bujur timur
sampai
sepanjang 5.500 km, Indonesia terletak di
daerah tropika yang terdiri atas kepulauan sebanyak 17.580 pulau dengan lima
pulau besar (Kalimantan, Sumatera, Papua, Sulawesi, dan Jawa) serta 30 gugusan
pulau-pulau kecil. Lingkungan hidup di Indonesia terdiri dari tatanan keadaan
di Indonesia, tatanan antar wilayah di Indonesia, biota di Indonesia, dan
keadaan manusia di Indonesia atau dapat dikatakan suku-suku di Indonesia.
Tatanan
keadaan di Indonesia meliputi suhu, kelembapan, angin, hujan, longsoran, gempa
bumi, dan gunung api yang terdapat di Indonesia. Tatanan antar wilayah di
Indonesia meliputi hubungan yang terjadi baik itu interaksi atau komunikasi
yang terjadi dalam masyarakat yang berada di seluruh Indonesia dan penyebaran
materi yang terdapat di pulau-pulau Indonesia seperti timah di pulau Bangka dan
nikel di Sulawesi Selatan. Persebaran biota di Indonesia dengan adanya
keanekaragaman ekosistem. Persebaran biota di Indonesia dapat dipelajari dengan
biogeografi, dapat dijelaskan dengan fitogeografi Indonesia, zoogeografi Indonesia
dan juga strategi hidup. Kehidupan manusia di Indonesia yang terdiri dari
berbagai suku yang tersebar di Indonesia diantaranya yang paling banyak di huni
yakni pulau Jawa, pulau Sumatera, pulau Kalimantan, pulau Sulawesi, pulau Bali
dan Nusa Tenggara, serta pulau Maluku dan Papua.