Energi Fosil dan Dampak Bagi Lingkungan
Bahan bakar fosil atau bahan bakar mineral,
adalah sumber daya alam yang
mengandung hidrokarbon seperti batu bara, petroleum, dan gas alam. Penggunaan bahan bakar fosil ini telah menggerakan
pengembangan industri dan menggantikan kincir angin, tenaga air, dan juga pembakaran kayu
atau peat untuk panas.
Energi yang berasal dari
fosil memang merupakan energi utama pada saat ini, namun tanpa kita sadari energy
tersebut juga memiliki dampak yang memberikan pengaruh buruk bagi kondisi alam
atau lingkungan tempat tinggal kita. Bahaya dari energy fosil adalah
menigkatkan konsentrasi gas CO2 dan gas buang lainnya yang ada dalam udara,
semua gas tersebut akan memberikan pengaruh buruk yang akan mempertinggi resiko
dari rumah kaca.
Jika terjadi hujan
kumpulan gas buang yang telah terkonsentrasi di udara tersebut dapat
menyebabkan terjadinya hujan asam. Hujan ini memberikan pengaruh buruk bagi
tanah dan perairan di bumi. Hal tersebut sangat merugikan terutama dalam bidang
pertanian dan bidang kehutanan, selain itu hujan asam dapat membuat bangunan lebih
cepat menjadi korosif yakni sifat kimia sangat reaktif yang dapat menyebabkan
kerusakan nyata atau kerusakan permanen pada benda.
Banyak dari
mikroorganisme dan hewan-hewan yang akan mati atau tersendat rantai
kehidupannya karena adanya pencemaran. Jika pertambangan yang dilakukan tidak
lepas pantai maka dampaknya juga akan buruk pada kondisi tanah yang ada
disekitar lingkungan pertambangan. Tanah juga akan kehilangan tingkat kesuburannya
sehingga tidak dapat ditanami dalam kurun waktu tertentu.
Saat ini sumber energi yang paling
banyak digunakan di dunia adalah energi fosil yang berupa bahan bakar minyak.
Indonesia sendiri saat ini masih sangat tergantung pada energi fosil. Hampir
95% dari kebutuhan energi Indonesia masih disuplai oleh energi fosil. Sekitar
50% dari energi fosil tersebut adalah minyak bumi dan sisanya adalah gas dan
batubara.
Energi fosil adalah energi yang tak
terbarukan dan akan habis pada beberapa tahun yang akan datang. Diprediksi
tidak lebih dari 50 tahun lagi energi fosil di dunia akan habis. Selain karena
akan habis, energi fosil juga berdampak negatif terhadap lingkungan. Emisi gas
rumah kaca dari pembakaran energi fosil berdampak pada pemanasan global yang
menyebabkan perubahan iklim. Karena itulah energi pengganti fosil sangat
diperlukan untuk kebutuhan energi di masa yang akan datang.
Energi Alternatif Pengganti
Energi Fosil
1. Panas
Bumi
Panas bumi merupakan energi yang alami
dan terdapat di dalam bumi hasil dari interaksi antara panas batuan dan air.
Energi ini merupakan energi terbarukan. Menurut UU No. 27/2003; Panas bumi
adalah sumber energi panas yang terkandung di dalam air panas, uap air, dan
batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang secara genetik semuanya
tidak dapat dipisahkan dalam satu sistem panas bumi dan untuk pemanfaatannya
diperlukan proses penambangan. Sistem panas bumi terdiri dari Heat
Sources, Reservoir dan Clay Cap, dan adanya Hydrology System.
Seperti inilah sistem panas bumi:
Sistem Panas Bumi (klik gambar untuk
memperbesar)
Sumber: Dirjen EBTKE Kementerian ESDM
Sumber: Dirjen EBTKE Kementerian ESDM
Indonesia memiliki potensi panas bumi
yang sangat besar yaitu mencapai 29.215 MW atau sekitar 40% dari cadangan panas
bumi di seluruh dunia. Saat ini potensi tersebut baru digunakan sekitar 1.281
MW (Data Badan Geologi bulan Desember 2011). Dengan potensi sebesar itu,
Indonesia diprediksi oleh Al Gore, mantan Wakil Presiden Amerika Serikat, mampu
menjadi negara super power pengguna energi panas bumi. Al Gore mengatakan hal
itu saat membuka KTT Asia-Pasific The Climate Project di Jakarta pada tahun
2011.
2. Nuklir
Tenaga nuklir merupakan suatu
penggunaan yang terkendali dari reaksi nuklir untuk menghasilkan energi panas
yang kemudian digunakan untuk pembangkit listrik. Menurut UU No.10/1997; Tenaga
Nuklir adalah tenaga dalam bentuk apa pun yang dibebaskan dalam proses
transformasi inti, termasuk tenaga yang berasal dari sumber radiasi pengion.
Radiasi pengion merupakan gelombang elektromagnetik dan partikel bermuatan yang
karena energi yang dimilikinya mampu mengionisasi media yang dilaluinya.
Reaktor nuklir
Sumber: Wikimedia Commons
Sumber: Wikimedia Commons
Tenaga nuklir sangat ramah lingkungan
dan tidak menimbulkan pencemaran. Namun radiasi yang ditimbulkan oleh energi
ini membuat pemerintah sangat sulit mengembangkannya di Indonesia. Masyarakat
menganggap nuklir sebagai suatu hal yang sangat menakutkan terlebih setelah
terjadinya bencana nuklir di berbagai negara di dunia. Sebenarnya Indonesia
sangatlah kaya akan bahan baku nuklir yaitu, uranium dan plutonium. Namun
kekayaan sumber daya mineral tersebut belum dimanfaatkan dengan maksimal.
Penentangan dalam pengembangan nuklir bukan hanya di Indonesia, akan tetapi
juga di dunia internasional. Para penentang menganggap bahwa tenaga
nuklir menimbulkan ancaman bagi banyak orang dan lingkungan. Sementara para
pendukung menganggap bahwa tenaga nuklir adalah sumber energi yang
berkelanjutan dan dapat mengurangi emisi karbon.
Pembangkit listrik tenaga nuklir
menyediakan 13% listrik di seluruh dunia. Menurut Badan Tenaga Atom
Internasional (IAEA) pada bulan Januari 2013 terdapat sekitar 390 reaktor
nuklir di seluruh dunia yang beroperasi di 31 negara. Beberapa kecelakaan
reaktor yang terjadi adalah bencana Chernobyl (1986), Fukushima Daiichi (2011),
Pulau Three Mile (1979), dan beberapa kecelakaan kapal selam bertenaga nuklir.
Hal ini membuat para ilmuwan terus memperbaiki keselamatan nuklir dan fusi
nuklir diyakini paling aman dan dapat digunakan di masa yang akan datang.
3. Biomassa
Biomassa adalah suatu bahan yang
diperoleh dari makhluk hidup baik masih hidup atau baru mati yang dapat
dimanfaatkan sebagai energi dalam jumlah yang besar. Pada umumnya biomassa
berasal dari tanaman namun juga terdapat biomassa dari hewan. Biomassa dapat
merujuk pada limbah pertanian atau peternakan seperti jerami, serbuk gergaji,
kotoran hewan, sampah dapur, dan sebagainya. Biomassa merupakan sumber energi
dengan jumlah CO2 nol sehingga tidak menyebabkan emisi gas rumah
kaca.
Kelapa sawit merupakan salah satu bahan
baku biomassa
Sumber: Wikimedia Commons
Sumber: Wikimedia Commons
Akhir-akhir ini penggunaan biomassa
sebagai energi alternatif berkembang sangat pesat. Beberapa tumbuhan ditanam
untuk memenuhi bahan baku biomassa. Jarak, kelapa sawit, dan kedelai merupakan
tanaman yang digunakan untuk membuat biomassa utamanya pembuatan biodiesel.
Sementara itu tanaman lain seperti sorgum, ubi kayu, dan jagung digunakan untuk
pembuatan bioethanol.
4. Sinar
Matahari
Sinar matahari sangat mudah ditemukan
di permukaan bumi sehingga energi matahari merupakan suatu hal yang sangat
menjanjikan. Energi matahari (energi surya) sangat ramah lingkungan dan
merupakan energi yang terbarukan sehingga energi ini dapat digunakan sebagai
alternatif dari bahan bakar fosil. Namun, dengan biaya pembangkitan dari tenaga
surya yang membutuhkan biaya lebih mahal dari biaya untuk pembangkitan tenaga
fosil membuat pembangkitan dari tenaga surya ini kurang diminati. Perangkat
untuk mengkonversi energi matahari menjadi energi listrik, yang disebut dengan
fotovoltaik, masih didatangkan dari luar negeri sehingga membutuhkan biaya yang
mahal.
Indonesia telah memanfaatkan energi
surya di beberapa provinsi di Indonesia terutama wilayah terpencil yang sulit
dijangkau jaringan PLN. Pada tahun 2002, total kapasitas PLTS di seluruh
wilayah Indonesia hampir mencapai 3 MWp. Pembangkit Tenaga Surya ini
dipasang di wilayah-wilayah terpencil khususnya kawasan timur Indonesia. Namun
sebagian PLTS yang terpasang telah rusak dan belum diperbaiki karena terkendali
masalah ekonomi karena tingginya biaya perawatan.
Indonesia merupakan negara yang terletak di khatulistiwa,
sehingga Indonesia memiliki sumber energi surya yang sangat berlimpah.
Intensitas radiasi matahari di seluruh wilayah Indonesia rata-rata 4,8 kWh/m2
per hari. Dengan berlimpahnya sumber energi surya ini seharusnya dapat
dimanfaatkan secara maksimal untuk memenuhi kebutuhan energi listrik di
Indonesia.
5. Hidrogen
Hidrogen adalah suatu unsur kimia yang
memiliki nomor atom 1 dan merupakan unsur yang memiliki massa paling ringan dan
paling melimpah di alam semesta. Di bumi, kebanyakan hidrogen bersenyawa dengan
unsur lain seperti hidrokarbon dan air. Hidrogen dihasilkan oleh beberapa jenis
bakteri dan ganggang.
Hidrogen tidak tersedia bebas di alam
sehingga tidak dapat ditambang seperti energi fosil. Hidrogen harus diproduksi.
Cara utama untuk memproduksi hidrogen adalah dengan mengelektrolisis H2O.
Kendala yang dihadapi dari teknologi ini adalah umur dari electrolyzer
yang pendek dan harga materialnya yang masih mahal di pasaran.
Skema sel bahan bakar (fuel cell)
Sumber: Wikimedia Commons
Sumber: Wikimedia Commons
Hidrogen dapat digunakan untuk sel
bahan bakar (fuel cell) yang merupakan alat elektrokimia yang mirip
dengan baterai, namun berbeda karena reaktannya dapat diisi ulang. Kinerja sel
bahan bakar hidrogen menggunakan hidrogen dan oksigen yang bereaksi dan
mengalir seperti bahan bakar biasa. Ia tidak mengalami pembakaran sehingga
limbah yang dihasilkan berupa air murni yang aman untuk dibuang.
6. Air
Air merupakan senyawa yang menutupi
hampir 71% permukaan bumi dan terdapat sekitar 1,4 triliun km3 air
di bumi yang sebagian besar berada di laut. Pada dasarnya, air di seluruh
permukaan bumi ini mengalir, contohnya adalah aliran sungai, gelombang pasang
surut, ombak, arus laut, dan sebagainya. Aliran-aliran air tersebut dapat
dimanfaatkan sebagai pemutar turbin yang menggerakkan generator listrik untuk menghasilkan
energi listrik.
Kincir air
Sumber: Wikimedia Commons
Sumber: Wikimedia Commons
Energi listrik yang berasal dari aliran
air ini disebut dengan hidroelektrik (hydoelectric). Hidroelektrik menyumbang
sekitar 19% dari kebutuhan listrik dunia. Energi listrik dengan tenaga air ini
biasanya didapatkan dari sungai-sungai yang dibendung kemudian dibuat
saluran-saluran untuk mengalirkan air ke turbin. Di Indonesia penggunaan air
sebagai sumber energi sudah digunakan sebagai pembangkit listrik dalam skala
besar. Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di Indonesia antara lain; PLTA
Karangkates, PLTA Gajah Mungkur, dan sebagainya.
7. Angin
Di dunia ada ribuan turbin yang
beroperasi dan menghasilkan sekitar 58.982 MW dan 69% di antaranya berada di
wilayah Eropa. Namun penggunaan angin sebagai sumber energi listrik hanya
sekitar 1% di seluruh dunia. Berbagai negara telah membuat investasi listrik
tenaga angin yang sangat besar di antaranya; Jerman, Spanyol, Amerika Serikat,
Denmark, dan India. Jerman merupakan produsen tenaga angin terbesar di dunia
dengan 32% dari kapasitas seluruh dunia.
Tenaga angin sangat murah dibandingkan
dengan tenaga-tenaga yang lainnya. Ia merupakan tenaga yang tidak akan habis
dan ada terus menerus (terbarukan) dan dijumpai di banyak tempat di dunia.
Tenaga angin juga merupakan tenaga yang bersih dan bebas dari efek rumah kaca.
Sumber: Wikimedia.org
http://www.anashir.com/2013/02/151125/422557/7-sumber-energi-alternatif-pengganti-energi-fosil
http://www.annehira.com
0 komentar:
Posting Komentar